![]() |
Cerita Dewasa Aku Dipaksa Ngewe Dan Memainkan Penis |
Pada malam minggu, aku mengajaknya pergi jalan-jalanke
Ancol. Aku menjemput ke rumahnya pada jam 5 sore, lalu berangkat ke tempat
tujuan. “Hai Sen, gimana kuliah lu..? Bisa ngikutin ngga? Jangan-jangan ngga
bisa lagi.” kata Sella memulai pembicaraan.
Lalu kami berangkat menuju ke tempat tujuan sambil membicarakan
tentang pelajaran masing-masing.
Sesekali kucuri pandang untuk melihat pahanya yang mulus, berwarna kuning langsat dan memantulkan cahaya matahari pada sore hari.
Sesekali kucuri pandang untuk melihat pahanya yang mulus, berwarna kuning langsat dan memantulkan cahaya matahari pada sore hari.
“Ah.. andai saja aku bisa merasakan kelembutan kulitnya
itu,” pikirku dalam hati.
Pikiranku mulai kacau pada saat itu, apalagi setelah
berhentidi lampu merah, secara sekilas kulihat dadanya. Tampak belahan dadanya,
karena dia memakai baju agak turun ke bawah.
“Gile toketnya padat dan berisi.” bayangku sambil
menunggu lampu hijau.
Setelah beberapa lama, maka sampailah kami di Ancol,
kira-kira jam 7 malam. Kami langsung memasuki salah satu cafe yang ada di sana.
Kami memesan makanan dan kami bercanda, dan memulai kegiatan pacaran kami.
Setelah kira-kira 1,5 jam kami makan-makan di cafe itu,
kami keluar dan berjalan-jalan. Dia menyandarkan kepalanya di bahuku dan
kupeluk bahunya. Kelembutan kulit bahunya membuat pikiranku menjadi nakal,
ingin kulihat apa yang ada di balik baju dan rok mininya itu.
Maka aku berkata pada Sella, “Eh Sel, kita ke mobil yuk.
Ada sesuatu nih buat luh. Asyik lho.. dijamin..!” kataku sambil senyum.
“Ya udah, ayo kita balik.” balasnya.
Akhirnya kami balik ke mobil sambil kulihat jam tanganku
yang menunjukkan jam 9 malam.
Setelah sampai ke dalam mobilku yang bermerek kijang,kami
duduk di kursi bagian tengah, lalu kutanya padanya.
“Eh Sel, lu mau cipokan ngga sama gue. Kita kan udah
pacaran ampir 2 tahun..?” tanyaku kepadanya.
“Ya udah deh sekali-kali. Tapi cuman cipokan doang yah,
ngga lebih dari itu..!” ia menyetujui permintaanku.
Akhirnya kami mulai saling mendekatkan kepala
masing-masing dan mulailah acara ciuman itu.
Kumainkan lidahnya. Dia pun juga membalas Dengan
hebatnya. Sambil kucium mulutnya, tanganku mulai mengelus-ngelus punggungnya.
Bahunya kuraba.., lalu mulai turun ke punggung dan sampailah ke pantatnya. Ia
pun terkejut ketika aku memegang pantatnya yang bulat dan kencang itu.
Lalu ia melepas pelukannya dariku dan berkata, “Eh Sen,
jangan macem-macem deh..!” katanya Dengan nada yang menyentak.
“Sen..! Apa-apaan sih..!” Selahnya.
“Diem ngga..! Buka baju lu, kalo ngga gue tampar lagi
nih..!” teriakku.
Ia tetap tidak mau membuka bajunya, maka kutampar sekali
lagi, dan langsung ia menurunkan retsleting bajunya yang berada di bagian
punggungnya. Setelah terbuka bajunya maka langsung terpampanglah kedua susunya
yang berwarna putih bersih dan agak kuning langsat. Ternyata ia tidak memakai
BH. Maka langsung saja tanpa basa basi kupegang dan kuremas susunya.
Ia berteriak kesakitan dan juga sekaligus minta tolong
karena ia mau diperkosa.
Ia hanya menangis saja. Aku bukannya merasa kasihan,
justru malah tambah bersemangat menDengar tangisannya itu. Maka aku mengambil
ikat pinggang dan menghajar perut dan pahanya berkali-kali agar ia diam, dan
langsung kutarik ke bawah roknya yang mini itu sampai lepas. Ia sekarang
bertelanjang dada dan hanya memakai CD-nya yang berwarna putih itu.
Batang kemaluanku mulai menunjukkan aktivitasnya. Maka
tanpa membuang waktu aku langsung mengemut dan mengunyah susu kirinya dan
puting susu kanannya kucubit-cubit.
Maka terDengarlah suara, “Aahh.. eemmh.. sakit Sen..!”
Maka terDengarlah suara, “Aahh.. eemmh.. sakit Sen..!”
Aku tetap mengunyah susunya. Malah semakin ganas.
Setelah 15 menit merasakan kedua susunya secara
bergantian, maka aku beristirahat sebentar. Kemudian kupindahkan Sella ke jok
bagian belakang, sehingga tidak ada yang melihat kami berdua Dengan jelas.
Oh ya, aku baru ingat bahwa di laci mobil ada suntikan
untuk mengeraskan dan mengencangkan susu cewek. Maka langsung kuambil dan
kembali untuk menyuntikkan ke kedua susunya. Pelan-pelan kumasukkan jarum
suntiknya ke dalam payudaranya. Sedikit demi sedikit jarum itu menembus daging
susunya yang kenyal itu.
“Aaahhh..,” teriaknya Dengan suara yang keras dan
hisreris sampai kupingku sakit.
Karena kupingku pengang karena teriakannya, maka kusumpal
mulutnya Dengan sapu tangan milikku. Lalu kembali kutarik jarum suntikan itu
yang sempat menancap selama beberapa detik karena aku menyumpal mulutnya.
Kemudian kusuntikkan lagi sisa cairan itu ke susu yang satunya lagi sampai
habis.
Suaranya tidak terdengar keras lagi karena tertahan
saputanganku. Darah menetes keluar karena kucabut suntikan itu. Maka kuletakkan
suntikan itu dan langsung menjilat darahnya yang menetes sekaligus keringatnya
sambil memukul-mukul kedua susunya agar cairan yang berada di dalamnya menjadi
rata.
Setelah selesai menyuntik kedua susunya, maka aku segera
menjilati mulai dari lehernya, lalu perut sampai pahanya yang lembut itu, dan
kubalikkan dia sehingga dia dalam posisi telungkup.
Kumainkan pantatnya beberapa saat dan langsung melucuti
CD-nya. Kumainkan anusnya sampai puas. Setelah itu kubalikkan lagi posisi
tubuhnya dan langsung mengangkangkan kedua kakinya dan kujilati kemaluannya
Dengan lidahku yang lumayan panjang itu.
Suara erangannya mulai terDengar lagi. Sambil kujilat
vaginanya, tanganku juga keluar-masuk ke anusnya. Vaginanya yang berwarna merah
segar apalagi mengkilat karena keringatnya memantulkan cahaya lampu di halaman
parkir.
Semangatku mulai menggebu-gebu. Aku mulai melepas semua
pakaianku dan memasukkan kejantananku ke dalam vaginanya yang masih rapat.
Pelan-pelan kukeluar-masukkan penisku untuk menjebol selaput daranya.
Setelah semakin lama semakin dalam masuknya kejantananku
karena sudah mulai longgar vaginanya, maka satu, dua, tiga.., “Blesss..,
Aaahhh..!” ia mengerang kesakitan. Masuklah kejantananku sampai menyentuh ke
dalam rahimnya.
Keluarlah darah segar dari dalam vaginanya dan mengalir
keluar melewati bibir vaginanya membasahi jok mobilku yang terbuat dari kulit.
Setelah diam sejenak, langsung kusetubuhi Sella pelan-pelan agar lama diriku
mencapai klimaksnya. Lama-lama ia mulai mengikuti iramanya. Kepalanya kadang ke
kiri kadang ke kanan.
Keringatnya mengalir sangat deras dan membasahi seluruh
tubuhnya mulai dari rambut, leher, kedua susunya, perut, sampai paha dan
betisnya yang halus dan berisi itu, membuat nafsu birahiku meledak-ledak.
Sambil menyenggamai Sella, kedua susunya kupukul-pukul sampai berwarna merah,
kontras Dengan warna kulitnya yang kuning langsat itu.
Satu tanganku juga meremas-remas kedua susunya secara
bergantian. Keluarlah cairan yang berwarna putih keluar dari puting susunya
akibat dari suntikan yang kuberikan tadi. Cairan itu mengalir keluar dan
membasahi sela-sela jariku. Licin rasanya. Kemudian sambil bermain, kujilati
cairan itu. Ternyata cairan putih itu sangat enak dan manis rasanya. Maka aku
kembali meremas-remas agar keluar lagi cairan itu.
Setelah puas Dengan cairan itu, kubuka saputangan yang
ada di mulutnya itu dan menggantinya Dengan batang kejantananku. Tentu saja
posisinya berubah dari 66 menjadi 69.
Kupaksa untuk menyedot dan memainkan penisku.
Kejantananku yang sudah basah dan berlumuran Dengan darah dalam vaginanya
kupaksa ia menjilatinya Dengan bersemangat. Akhirnya Dengan rasa mual dan mau
muntah ia menjilatinya Dengan terpaksa.
Kalau tidak mau dia kembali saya hajar Dengan ikat
pinggang. Sambil ia menikmati kemaluanku, kumainkan vaginanya yang sudah mulai
longgar dan basah.
Kujilati kacang kedelenya semakin lama semakin cepat.
Anusnya juga tidak ketinggalan. Tanganku juga menusuk-nusuk keluar masuk
anusnya. Anusnya yang tadinya sempit yang hanya dapat dimasuki 2 jari,
lama-lama 3 jari masuk juga.
Akhirnya liang senggamanya tidk kuat dan, “Syurrr..
syurrr..” keluarlah cairan dari vaginanya yang langsung kujilati sampai habis
tak bersisa. Gurih dan manis rasanya.
Oh aku pun juga ingin mencapai klimaksnya. Maka segera
kucabut kemaluanku dari mulutnya dan segera berganti posisi kembali ke 66.
Langsung kumasukkan penisku ke vaginanya dan mulai kuperkosa lagi si Sella.
Beberapa menit kemudian tercapailah klimaksnya, dan
“Aahhh.. crot.. crot.. I love you Sel.., aahhh.. crot..!” spermaku keluar
Dengan derasnya dan langsung masuk ke dalam rahimnya.
Panas yang ada di dalam vaginanya dirasakan oleh Sella.
Ia kembali menangis karena menyadari dirinya akan hamil. Kembali kutampar
pipinya karena ia menangis. “Kenapa lu nangis Sel..? Cengeng lu anaknya..!”
tanyaku berpura-pura tidak tahu.
Ia hanya diam saja takut aku Selah dan menamparnya lagi.
Tapi aku merasa kurang puas kalau hanya memperkosanya saja. Maka kembali aku
mengambil ikat pinggangku dan menyiksanya lagi. Ia berteriak kesakitan, tetapi
aku tetap menyabet paha, perut dan kali ini berikut punggungnya juga.
Kulitnya merah-merah dan mengkilat karena penuh Dengan
keringatnya. Kedua susunya kembali kuhisap dan kunyah sekaligus aku menghirup
bau badannya yang membuat tenagaku pulih kembali sehabis mencapai klimaks yang
pertama tadi.
Aku melihat jam tanganku, dan ternyata menunjukkan pukul
11 malam. Aku tidak perduli dan langsung kembali menikmati tubuhnya. Aku mulai
mencium mulutnya, kumainkan lidahnya. Setelah puas lalu turun untuk mencium puting
susunya yang berwarna kuning kecoklatan. Kukunyah dan kuhisap kedua susunya
sampai basah kuyup karena keringat dan juga air liurku.
Setelah puas Dengan susunya, langsung kumasukkan batang
kejantananku ke dalam vaginanya dan langsung kupegang kedua kakinya dan
kukangkangkan kedua betisnya yang penuh Dengan keringat. “Aahh.. aahhh..!”
erangannya karena keenakan.
Kepalanya kadang ke kiri, kadang ke kanan. Lehernya yang
penuh Dengan keringat sehingga memantulkan cahaya lampu membuatku bersemangat
ingin terus memperkosanya sampai benar-benar puas.
Sambil kusenggamai Sella untuk kedua kalinya, kuperas
susu kanannya Dengan sangat keras, sehingga langsung keluar cairan yang
berwarna putih Dengan sangat banyaknya, dan langsung mengalir melewati kulit
susunya dan menetes ke jok mobilku.
Setelah beberapa menit aku mencapai klimaksnya.
“Aaahhh.., crot.., crot..! Sella.., crot.., I love you, aahh.. crot..!” Untuk
kedua kalinya spermaku langsung menyembur dan masuk ke dalam rahimnya yang
sudah basah itu.
Ada sebagian sperma yang keluar karena sudah penuh di
dalam. Aku melihat ia sangat kelelahan. Matanya sayu agak sipit. Keringat
menempel pada seluruh kulit badannya mulai dari rambut sampai ke pergelangan
kaki.
Setelah aku puas, kucubit-cubit kulitnya mulai dari
betis, paha, perut, puting susunya, dan yang terakhir pipinya yang merah karena
banyak kutampar. Setelah selesai, aku memakai bajuku dan Sella kusuruh
merapikan dirinya yang lusuh itu. Tapi sebelum itu kusuruh Sella seperti gaya
anjing. Kedua tangannya berada di atas jok dan kedua kakinya ada di bawah.
Setelah berposisi seperti itu, tanganku langsung masuk
dan mengorek vaginanya, dan keluarlah spermaku melalui rongga vaginanya dan
mengalir jatuh melalui paha bagian dalamnya, lalu ke karpet mobil.
“Aah.., sakit Sen..! Udah Sen..!” teriaknya memohon
kepadaku untuk berhenti. MenDengar permohonannya, aku berhenti dan mengeluarkan
tanganku, lalu menepuk-nepuk dan mengelus-ngelus pantatnya.
“Aduh.., kasihan Sella.., Sakit yah..? Iya deh, gue
berhenti.” balasku sambil tertawa mengejeknya. “Ya udah sana pake baju sama
celana lu..!” perintahku.
Lalu ia memakai baju dan celana mininya itu. Setelah
selesai lalu kami pulang menuju ke rumahnya, dan mengancam untuk tidak
memberitahukan ke kedua orangtuanya. Aku mengancam untuk membunuhnya secara
sadis bila ia melaporkan ke orangtuanya.
Kulihat jam dan menunjukkan angka 01.35 tengah malam.
Berarti aku telah memperkosanya selama lebih dari 3 jam. Lelah rasanya dan
kulirik Sella yang mulai tertidur di mobilku. Aku mengendarai mobilku untuk
pulang Dengan pelan karena lelah.
Maka sampailah ke depan rumahnya. Setelah ia turun dari
mobilku, aku lalu pulang ke rumahku dan sampai pada jam 2 pagi. Itulah kisah
cintaku Dengan Sella. yang berakhir Dengan kegembiraan dan menjadi Cerita
pemerkosaan kekasih ku
0 Response to "Cerita Dewasa Aku Dipaksa Ngewe Dan Memainkan Penis"
Post a Comment