![]() |
Ngewe Sama Ibu Kost Seksi |
Cerita Dewasa, Cerita
ini terjadi beberapa hari yang lalu. Waktu itu saya harus dinas ke Surabaya,
dari kantor saya mendapat tiket kereta api Argo Bromo, karena kereta api akan
sampai di Surabaya pada pukul 04.00 pagi, maka saya hubungi teman saya yang
kost dekat kantor untuk dapat istirahat sambil menunggu jam kantor.
Cerita
Dewasa Seperti
biasa saya sampai di kost teman saya jam 04.45, saya langsung menuju ke kamar
teman saya di lantai II, untungnya terdapat dipan tambahan yang dapat saya
pakai untuk istirahat. Saya langsung tidur lagi karena sangat ngantuk dan saya
baru ke kantor nanti siang setelah istirahat makan. Jam 09.00 saya baru bangun,
teman saya sudah tidak ada lagi di kamarnya berangkat kerja, juga teman kostnya
yang lain. Lalu saya turun ke lantai I untuk mandi, karena kebetulan kamar
mandi di lantai II lagi rusak dan masih dibetulkan.
Selesai
mandi (hanya menggunakan handuk dililitkan di badan) saya keluar dari kamar
mandi menuju lantai II. Pada saat mau naik tangga saya dipanggil ibu kost teman
saya, “Mas, itu sudah disiapkan kopinya, silakan langsung di minum, mumpung
masih hangat”, ibu kost teman saya itu umurnya kira-kira 30 tahun lebih
sedikit, langsung saja saya menuju ke meja makan yang dimaksud dan duduk untuk
minum kopi yang sudah disediakan. Ibu kost itu juga menemani saya di meja makan
minum kopi. Sambil mijit-mijit pundaknya ibu kost bertanya.
+ “Kopinya
cukup manis nggak Mas?”
-“Sudah kok bu, pas banget, tetapi ibu kok kelihatan sakit?”
+ “Iya nich pundak ibu agak sakit”,
-“Biasa dipijit nggak bu?”
+ “Iya sich, tapi pembantu ibu lagi ke pasar.”
-“Kalau mau saya bisa bantuin pijit sebentar bu supaya bisa agak baikan?”
“Boleh.”
-“Sudah kok bu, pas banget, tetapi ibu kok kelihatan sakit?”
+ “Iya nich pundak ibu agak sakit”,
-“Biasa dipijit nggak bu?”
+ “Iya sich, tapi pembantu ibu lagi ke pasar.”
-“Kalau mau saya bisa bantuin pijit sebentar bu supaya bisa agak baikan?”
“Boleh.”
Lalu saya
pijat pundaknya sebentar, kelihatannya sich nggak terlalu banyak masalah dengan
pundaknya. Dia bilang:
+ “Wah nikmat juga ya pijatan Mas ini, sebenarnya pinggang ibu juga agak keseleo sedikit”,
+ “Ibu mau dipijitin pinggangnya, tapi kalau pijit pinggang harus sambil tidur karena posisinya susah kalau sambil berdiri.”
+ “Boleh saja kalau Mas nggak keberatan kita ke kamar ibu saja ya?”
-“Yuuk.”
+ “Wah nikmat juga ya pijatan Mas ini, sebenarnya pinggang ibu juga agak keseleo sedikit”,
+ “Ibu mau dipijitin pinggangnya, tapi kalau pijit pinggang harus sambil tidur karena posisinya susah kalau sambil berdiri.”
+ “Boleh saja kalau Mas nggak keberatan kita ke kamar ibu saja ya?”
-“Yuuk.”
Sambil saya ikuti langkahnya menuju kamar dia.
Sampai di
kamar langsung saja dia tidur tengkurap di tengah tempat tidur, saya jadi
bingung bagaimana caranya mijit dia, rupanya dia mengerti kebingungan saya dia
bilang “Mas langsung saja naik di tempat tidur dan pijitin ibu, kalau butuh
body lotion itu ada di meja rias ibu.” Saya ambil body lotion yang dimaksud dan
menuju ke tempat tidurnya sambil saya bilang “Bu, bajunya tolong di buka bagian
atasnya supaya saya bisa pijit pinggang ibu.” Langsung dia bangun lagi dari
tempat tidurnya dan melepas dasternya ternyata di balik dasternya itu sudah
tidak ada apa-apa lagi alias bugil.
Saya hanya
bisa bengong saja melihat pemandangan yang aduhai ini, bodinya termasuk lumayan
bagus, dengan payudaranya yang tidak terlalu besar dan putingnya yang tegak
menantang berwarna coklat kemerahan, dan bulunya yang di potong pendek dan rapi
berbentuk segitiga, dan pantatnya yang aduhai bentuknya, walaupun wajahnya
tidak terlalu cantik, tetapi bodinya yang yahud bikin tegang penis saya. Sampai
jakun saya naik turun melihat pemandangan tersebut. Dia tersenyum saja melihat
saya bengong melihati dia.
+ “Mass,
jangan bengong achh, cepet bantuin ibu.”
+ “Mas, copot saja tuh handuk di lepas, lihat tuch yang di dalam sudah pingin nongol lihat temennya”, karena saya hanya pakai handuk yang dililitkan tentu saja penis saya yang sudah tegang berat nongol dari lilitan dan kelihatan penis saya. Melihat saya masih bengong saja, dia dekati saya sambil menarik lilitan handuk saya, begitu handuk saya lepas penis saya langsung mengacung.
+ “Mas, copot saja tuh handuk di lepas, lihat tuch yang di dalam sudah pingin nongol lihat temennya”, karena saya hanya pakai handuk yang dililitkan tentu saja penis saya yang sudah tegang berat nongol dari lilitan dan kelihatan penis saya. Melihat saya masih bengong saja, dia dekati saya sambil menarik lilitan handuk saya, begitu handuk saya lepas penis saya langsung mengacung.
+ “Mas,
gede juga ya penisnya”, sambil dipijit-pijit dengan lembut dan dia jilati penis
saya dan sekali-sekali memasukkan penis saya ke mulutnya sampai 1/2 nya, saya
sudah nggak bisa mikir apa-apa lagi karena rasanya nikmat banget, saya sudah
nggak sabar lagi saya raih payudaranya dengan dua tangan, dan saya angkat
badannya yang masih jongkok ke ranjang.
Langsung
saya ciumi bibirnya yang langsung tanggap dengan mengeluarkan lidahnya, saya
mainkan lidahnya dengan lidah saya sambil tangan saya bergerilya memegang
payudaranya, dan tangannya rupanya tidak mau kalah, karena dia juga memegang penis
saya sambil di urut-urut. Lalu saya putar posisi 69, saya ciumi mulai dari
bibirnya, terus turun ke payudaranya, waktu saya jilat pentilnya yang sudah
keras dia juga jilat pentil saya, rasanya nikmat sekali. Terus saya turun ke
pusarnya, dan pelan-pelan menyusuri kakinya yang sudah celentang, saya jilati
dari pusar sampai ke pahanya dan pelan-pelan balik lagi ke bulunya yang rapi
dan ke paha satunya lagi dan kembali ke vaginanya yang sudah basah.
Saya nggak
mendengarkan desahannya karena dia juga melakukan yang sama untuk saya, dia
jilat habis penis saya sampai ke zakar dengan sedikit di gigit-gigit, rasanya
nikmat banget, lama juga saya lakukan 69 itu.
+ “Mass,
shh, shh, udach acchh, nggak kuat lagi, masukin dong, achh.”
Saya langsung balik badan dan arahkan penis saya ke vaginanya yang sudah basah, bless, terasa hangat dan licin, langsung saya kocok keras-keras penis saya. Terdengar ritihannya lagi
+ “Mass,
shh, shh aduhh, achh”, saya lihat mukanya makin memerah dengan sedikit mengerut
di dahinya, rupanya dia menahan kenikmatan yang dialami. Kemudian dia berhenti
goyang dan mendorong badan saya dan dibalik, rupanya dia ingin main di atas.
Sambil
goyang-goyang dia pegang payudaranya yang berayun-ayun seirama dengan
goyangannya, tiba-tiba dia sorongkan payudaranya ke muka saya. + “Mass, diisep
dong”, rupanya dia mau klimaks, saya hisap payudaranya sambil saya remas yang
satunya, gerakan dia lebih menggila lagi sambil mendesah-desah “Sshh, scchh,
aduhh, acchh”, lalu dia memeluk saya “Mass, aku keluar acchh”, saya peluk dia
sambil mencium pipinya, lalu saya cabut penis saya yang basah kena cairannya,
karena
saya belum selesai dan dia sudah kelelahan saya sikat dia dari belakang dengan
doggy style, pelan-pelan saya masukan dan keluarkan penis saya, sampai hampir
keluar semua, rupanya gerakan saya yang panjang-panjang ini juga dinikmati
olehnya, karena saya dengar desahannya “Shh, shh, achh, achh”, nggak lama
kemudian saya juga keluar “sruut, srruut sruut,sruut”, nggak pakai tanya saya
keluarkan saja di dalam habis nikmat. Setelah itu saya rebahan di ranjangnya.
Kemudian mandi lagi bersamanya.
Sejak itu
saya jadi senang kalau di tugaskan ke Surabaya oleh kantor. Sekarang ini saya
lagi siap-siap guna nanti malam berangkat ke Surabaya lagi dan saya sudah
telepon dia untuk siap-siap manuver lagi.
0 Response to "Cerita Dewasa Ngewe Sama Ibu Kost Seksi"
Post a Comment