![]() |
Cerita Dewasa
Papaku Sayang
|
Peristiwa yang kualami sejak 7 tahun yang lalu dan
sampai kini masih terus terulang, entah sampai kapan aku bisa menghentikan
semua ini.
Cerita ini bermula ketika aku masih duduk dibangku
kelas 2 SMA, saat itu pulang sekolah aku dapati rumah dalam keadaan sepi, aku
nggak tahu mama yang biasanya dirumah siang itu tidak kujumpai dan papaku
memang jam segitu biasanya masih sibuk dikantor, beliau adalah seorang guru di
sebuah sekolah swasta d kota MLG.
Siang itu udara sangat panas, aku bergegas masuk
kerumahku, aku memang setiap hari membawa kunci pintu rumah sendiri sehingga
aku nggak perlu bingung seandainya aku pulang kerumah dan dirumah tidak ada
orang.
Aku masuk ke rumah dan langsung menuju ruang makan,
aku melihat hidangan makan siang sudah disediakan oleh mama, tanpa pikir
panjang, aku langsung makan dengan lahapnya, maklum aku sangat kelaparan siang
itu ditambah lagi perjalan pulang kerumah dari sekolahku lumayan jauh. Selesai
makan aku menuju ke kamar mandi, sekedar mencuci muka, tangan dan kakiku
kemudian aku menuju ke kamarku untuk mengganti baju seragamku.
Entah kenapa siang itu tidak seperti biasanya badanku
terasa lelah sekali, aku rebahkan tubuhku ditempat tidur dan mencoba untuk
tidur namun aku tidak juga bisa memejamkan mataku, aku malah teringat pada
pacarku.
Aku ingat beberapa hari yang lalu aku dipaksa
melakukan hubungan intim oleh pacarku yang satu sekolah denganku, semula aku
menolak tapi karena aku diancam akan diputuskan dan karena aku sangat mencintai
pacarku akhirnya kamipun melakukan hubungan yang dilarang oleh agama itu.
Dan siang ini tiba-tiba aku kangen sekali dengan
pacarku, ingin sekali rasanya aku melakukan hubungan intim itu lagi. Aku mulai
berkhayal dan gairahkupun mulai muncul. Kumasukkan tanganku kedalam celana
dalamku dan mulai kumainkan jari-jariku di itilku, oh… rasanya nikmat sekali,
tanganku yang satupun mulai meremas payu daraku.
Siang itu aku melakukan masturbasi dikamarku karena
aku tidak mampu membendung hasratku yang menggebu-gebu karena ingin bercinta.
Aksiku tidak cukup sampai disitu, udara yang panas menuntunku untuk melepas
seluruh pakaianku. Kubuka bajuku, celanaku, celana dalam, juga BHku. Rasanya
lebih nyaman masturbasi dengan telanjang bulat.
Aku terus menggelitik itilku dan sesekali memasukkan
jariku kedalam memekku dan terus kurema-remas payudaraku sampai akhirnya aku
klimaks. Tanpa terasa akhirnya aku tertidur setelah aku berhasil memuaskan
diriku sendiri.
Udara dingin kurasakan menyentuh kulitku,aku berusaha
membuka mataku ,rupanya aku tertidur cukup lama, dan udara sore yang dingin
telah membangunkan aku. Kubuka mataku perlahan pelan-pelan dan aku terkejut
karena didepanku, disamping tempat tidurku kulihat seorang laki-laki berdiri
dalam keadaan telanjang bulat sepertiku dan sedang menggenggam kontolnya dan
mengocoknya.
Hampir aku tidak percaya bahwa orang yang sedang
melakukan onani itu adalah papaku sendiri sambil mengamati tubuhku yang
telentang dalam keadaan telanjang. Aku dan papa sama-sama terkejut, segera
kuraih bantal untuk menutupi tubuhku ini.
Papa mendekatiku dan duduk disisi tempat tidurku
sambil tangannya yang satu masih tetap memegangi kontolnya dan tangan kirinya
mencoba mengelus rambutku.
“Kenapa kamu tidur telanjang sayang?” Tanya papaku sambil
membelai rambutku. Aku diam saja. Kubiarkan tangan papaku membelai rambutku.
Seperti tersihir, sore itu aku diam saja dan tidak berusaha memberontak ketika
papa berusaha membaringkan aku lagi, papa mengambil bantal yang kupakai untuk
menutupi sebagian tubuhku, akupun tidak berusaha mempertahankan bantal itu.
Kini aku benar-benar telanjang dan ditelanjangi oleh
mata papaku. Papa berusaha berbaring dengan posisi menghadap kepadaku,
dibelainya wajahku dan papa mengecup keningku. Melihat aku hanya diam papakupun
makin berani beraksi, aku agak terkejut ketika tiba-tiba papa melumat bibirku,
kali ini aku sedikit berontak namun tidak lama setelah itu akupun luluh dan
mulai menikmati ciuman bibir bersama papaku. Tangan papa mulai bergerilya,
disentuhnya dadaku dan diremas-remas.
”Oh…” nikmat sekali rasanya. Jari papa juga memelintir
puting susuku yang masih kecil, aku tak kuasa untuk menolak perlakuan papaku
itu. Mungkin karena aku tidak bereaksi dan bahkan terkesan menikmati makanya
papa berani menindih tubuhku,
Kurasakan sesuatu yang nikmat ketika kulit kami saling
bersentuhan, papa terus melumat bibirku, memagut leherku dan kecupan bibirnya
semakin kebawah hingga akhirnya sampai di buah dadaku yang sudah mengencang
karena Menahan birahi, kedua tangan papa meremas-remas payudaraku dan sedangkan
lidah dan mulutnya berusah menjilati dan mengulum pentilku yang ranum.
Aku hanya bisa mendesah dan menggelinjang, rasanya
nikmat sekali. Puas mempermaikan susuku papa mendekatkan mulutnya ke
selangkanganku, dilebarkannya kakiku dan “Oh…zzzz.. ah…” papa menjilati
memekku, lidah papa menjilat dari bagian memekku yang paling bawah sampai yang
paling atas dan sesekali berhenti di itilku, digelitikknya itilku dengan
gerakan lidahnya yang lincah.
Aku benar-benar tak mampu berontak, aku benar-benar
menikmati permainan papaku. Sesaat setelah itu papa mendekatkan kontolnya ke
wajahku, tangan papa membimbing tanganku agar aku mau memegangnya dan
mengulumnya.
Aku lakukan saja, kontol papaku cukup besar dan
panjang, lebih besar 2 kali lipat disbanding pacarku yang masih SMA. Masih dalam posisi
telentang kukocok dan kukulum kontol papa yang hampir tidak muat dimulutku,
sesekali lidahku menyusuri kontol papa dan kudengar papa mendesah keenakan.
Puas dengan aksiku papa mendekatkan kontolnya ke
memekku, Kakiku yang dalam posisi mengangkang memudahkan papa untuk mendekatkan
kontolnya di memekku, awalnya papa hanya menggesek-gesekkan kontolnya di itilku
yang sudah basah.
“Masukin pa.. “ pintaku lirih.
“Iya sayang, sebentar ya..”
“Ayo pa..Niya udah nggak tahan nih pa..oh…”
Papa mulai mengarahkan kontolnya ke lubang memekku,
ditekannya pelan-pelan, ditarik lagi, diulang-ulang karena memang memekku masih
sempit. Papa agak kesulitan untuk memasukkan kontolnya dan aku juga merasa
perih di memekku tapi aku tahan karena kalah oleh birahiku yang menggebu.
Berulang-ulang dan akhirnya,”bles..” kontol papa
berhasil masuk ke memekku seluruhnya, rasanya sungguh luar biasa dan tidak bisa
kugambarkan. Sesaat papa membiarkan kontolnya ditelan oleh memekku kemudian
dengan hati-hati papa mulai melakukan gerakan maju mundur.
“Enak nggak sayang?” Tanya papaku.
“Enak sekali pa..oh….terus pa…”
Entah berapa kali kontol papa mengocok memekku sampai
akhirnya akupun berhasil mencapai klimaks.
“Papa… oh.. lebih cepat pa.. “pintaku.
Uuuugh..hah… ayo pa.. oh.. oh… Aku berhasil klimaks,
urat-urat ditubuhku yang sempat menegang akhirnya mulai mengendur. Melihat aku
lunglai tak berdaya papa menghentikan gerakan maju mundurnya dan menarik
kontolnya keluar.
“Oh sayang,..tolong dikocok sayang…” pinta papaku.
Segera kuraih kontol papa yang masih kaku, kugenggam dan kukocok-kocok sampai
akhirnya papa mendesah tertahan bersamaan dengan itu cairan putih dan kental
menyembur dan mengenai dadaku. Banyak sekali cairan itu dan rupannya papa
sangat puas dengan apa yang kulakukan.
Setelah itu papa merebahkan diri disampingku, tubuhku
dipeluknya erat sampai akhirnya kami tertidur bersamaan karena kelelahan. Malam
kami baru bangun dan aku baru sadar bahwa seharian aku tidak melihat mama.
“Mama kemana sih pa?” tanyaku ke papa.
“Mama baru kerumah nenek di kampung”.
Malam itu kuhabiskan waktu bersama papa sampai pagi,
berkali-kali aku dan papa ngentu dengan berbagai gaya, dalam hati aku kagum
dengan papaku yang sangat perkasa sampai akhirnya di pagi harinya aku bolos
sekolah karena kecapekkan bercinta dengan papaku sendiri.
Setelah peristiwa itu aku dan papa sering ngentu, bahkan sampai sekarang namun saat ini aku kuliah diluar
kota jadinya kami tidak bisa sesering dulu melakukannya.
Entah sampai kapan semua ini bisa berakhir, kadang aku
tersiksa oleh perasaan bersalah dan dosa tapi aku sulit sekali untuk
menghentikannya apalagi kalau ada papa didekatku.
Habisnya enak banget sich xi xi xi. Apalagi kini aku
telah mempunyai seorang putri buah cintaku dengan papaku, yang cantik, dan
sehat. Mungkin kelak aku akan berhenti bila ada laki-laki yang mampu menerima
keadaanku ini apa adanya, serta mencintaiku juga putriku dengan setulus hati
0 Response to "Cerita Dewasa Papaku Sayang"
Post a Comment