Dalam
perbincangan dengan teman-teman sekelas terutama cowok-cowok, sering kami
berbagi pengalaman seru masing-masing. Dari para sahabatku, cuma aku seorang
yang masih perjaka. Yang lainnya sudah masuk golongan pemanah.
Ada yang nyikat
pembantunya, pacarnya, dan ada juga yang melakukannya dengan wanita pro. Sedang
aku ? Pacarku seorang yang tekun menjalani agama. Kalau bertamu ke rumahnya
saja selalu ada orang lain yang menemani entah ayah,
Ibu atau saudara
kandungnya. Kesempatan yang ada cuma saat pamit ketika ia mengantarkan ke luar
rumah. Itupan hanya ciuman di pipi saja. Main dengan yang pro aku tidak punya
cukup keberanian. Pembantu ? Pembantuku STW berkain kebaya, dan sama sekali
tidak menarik.
Suatu hari
sepulang ke rumah setelah latihan band dengan teman-temanku, aku berteriak
memanggil bik Minah pembantuku agar menyiapkan makanan. “Bik Minah pulang ke
kampungnya, dijemput adiknya tadi pagi, karena salah satu ponakannya akan
dinikahi oleh seorang cukup terpandang di desanya.
Nah rupanya akan
ada pesta besar-besaran di kampung. Mungkin bulan depan bik Minah baru balik, ”
kata ibuku. “Tapi nggak usah khawatir, Aryani anak bik Minah yang membantu kita
selama bik Minah tidak ada, kebetulan ini kan musim liburan sekolah. “
Tak lama ada
seseorang yang datang membawakan makanan. Aku tidak memperhatikan karena
kupikir anaknya bik Minah pasti kurang lebih sama dengan ibunya. Tapi ketika
aku menoleh, ya ampun, ternyata manis juga anak ini.
Kulitnya bening,
wajahnya polos dengan bibir tipis agak kemerahan, rambut dikepang kuda.
Ukurannya sedang-sedang saja. Mungkin kalau dipermak sedikit orang tidak akan
menyangka ia cuma anak pembantu.
Tak lama ibuku
berteriak dari ruang depan, mengatakan bahwa ia akan pergi ke pertemuan wanita
sampai malam. Di rumah tinggal aku dan Aryani.
“Yani, sini
temenin aku ngobrol sambil aku makan, ” kataku ketika melihat Aryani melintas.
“Kamu sekolah kelas berapa Yan ?
“SMP kelas 3,
mas. Tapi tidak tahu tahun depan apa bisa melanjutkan ke SMA, ” katanya polos.
“Di kampung
sudah punya pacar apa belum ? Atau apa malah sudah dilamar ? ” tanyaku lagi.
“Belum mas,
sungguh !” jawab Aryani. “Kalau mas sendiri, pasti sudah punya pacar ya ?”
“Gadis kota mana
mau sama aku, Ya ? ” kataku mulai mengeluarkan rayuan gombal.
“Lagipula aku
sukanya gadis yang masih polos seperti kamu. “
“Ah mas, bisa
saja, ” katanya malu-malu, “Aku kan cuma anak seorang pembantu. “
“Yan, aku sudah
selesai makan. Nanti setelah beres-beres kamu temenin aku ke ruang atas ya.
Soalnya aku kesepian, bapak dan ibu baru pulang malam hari, ” kataku sambil
bergegas naik ke lantai atas sambil mikir gimana ya bisa ngadalin si Aryani.
Kutunggu-tunggu
Aryani tidak naik-naik ke lantai atas. Akhirnya dia datang juga, rupanya habis
mandi, karena tercium wangi sabun luks. Segera kusuruh ia duduk menemaniku
nonton VCD. Sengaja kuputar film pinjeman temanku yang biasanya kuputar kalau
bapak/ ibu tidak di rumah.
Kupilih yang
tidak terlalu vulgar, supaya Aryani jangan sampai kaget melihatnya. Adegan yang
ada paling cuma percintaan sampai di ranjang tanpa memperlihatkan dengan
detail.
Rupanya
adegan-adegan itu membuat Aryani terpengaruh juga, duduknya jadi tidak bisa
diam. “Mas. sudah ya nontonnya, aku mau ke bawah, ” katanya.
“Tunggu dulu,
Yan, aku mau ngomong, ” kataku yang telah dapat ide untuk menjeratnya, “Kamu
takut tidak bisa melanjutkan sekolah apa karena biaya ? Kalau cuma itu, soal
sepele, aku akan membantumu, asal …”
“Asal apa mas, ”
katanya bersemangat.
“Asal kamu mau
membantu aku juga, ” kataku sambil pindah ke dekatnya. Segera kuraih tangannya,
kupeluk dan kucium bibirnya. Aryani sangat kaget dan segera berontak sambil
menangis.
“Yani, kamu
pikir aku akan memperkosamu ? ” kataku lembut. “Aku cuma mau supaya kamu
bersedia menjadi pacarku. “
Ia membelalak
tidak percaya. Sebelum ia sempat mngucapkan apa-apa kuserbu lagi, tapi kali
dengan lebih lembut kukecup keningnya, lalu bibirnya. Kugigit telinganya, dan
kuciumi lehernya. Aryani terengah-engah terbawa kenikmatan yang belum pernah
dialami sebelumnya.
Ingin rasanya
segera kurebahkan dan kutiduri, tapi akal sehatku mengatakan jangan
terburu-buru. Menikmati kopi panas harus ditiup-tiup dulu sebelum direguk.
Kalau langsung bisa lidah terbakar dan akhirnya malah tidak dapat apa-apa.
Perlahan-lahan
dari menciumi lehernya aku turun ke bagian atas dadanya, dan kubuka kancing
dasternya dari belakang tanpa setahunya. Tetapi ketika akan kuturnkan dasternya
ia tersadar dan mau protes.
Segera kubuka
baju kaos t-shirt ku sambil mengatakan udara sangat panas. Ia tersipu melihat
dadaku yang bidang, hasil rajin fitness. “Yan kamu curang sudah lihat dadaku,
sekarang biar impas aku juga mau lihat kamu punya dong. “
“Ah jangan mas,
malu, ” katanya sambil memegang erat bagian depan dasternya.
“Bajunya doang
yang dibuka, Yan. kalau malu behanya nggak usah, ” kataku sambil menyerbunya
lagi dengan ciuman. Yani tergagap dan kurang siap dengan serbuanku sehingga aku
berhasil membuka dasternya. Segera kuciumi bagian seputar payudaranya yang
masih tertutup beha berwarna hitam.
“Aduh mas, mhm,
enak sekali, ” katanya sambil menggelinjang. Tangankupun bergerilya membuka
pengait behanya.
Tetapi ketika
kulepaskan ciumanku karena hendak membuka behanya ia kembali tersadar dan
protes, ” lho mas janjinya behanya tidak dibuka, ”
Tanpa menjawab
segera kuserbu payudaranya yang tidak besar tetapi sangat indah bentuknya,
dengan puting yang kecil berwarna coklat muda. Kukulum payudara kanannya sambil
kuemut-emut. Ia tidak dapat berkata-kata tetapi menjerit-jerit keenakan.
Terdengar alunan
suara erangan yang indah, ” mph, ehm, ahhh, ‘ dari bibirnya yang mungil.
Jemariku segera mulai menjelajah selangkangannya yang masih tertutup CD yang
juga berwarna hitam.
Rupanya hebat
sekali rangsangan demi rangsangan yang Ayryani terima sehingga mulai keluar
cairan dari MQ-nya yang membasahi CDnya.
“Oh mas, oh mas,
mph, enak sekali, ” lenguhnya. Tanpa disadarinya jariku sudah menyelinap ke
balik CD-nya dan mulai menari-nari di celah kewanitaannya. Jariku berhasil
menyentuh klitorisnya dan terus kuputar-putar, membuatnya badannya gemetaran
merasakan kenikmatan yang amat sangat.
Sengaja tidak
kucolok, karena itu bukan bagian jariku tetapi adik kecilku nanti.
“Ahhh !” jerit Aryani, dibarengi tubuhnya yang mengejang. Rupanya ia sudah mencapai klimaksnya. Tak lama tubuhnya melemas, setelah mengalami kenikmatan pertama kali dalam hidupnya. Ia terbaring di sofa dengan setengah telanjang, hanya sebuah CD yang menutupi tubuhnya.
Segera aku
berdiri dan melepaskan celana panjang serta CD-ku, pikirku ia masih lemas,
pasti tidak akan banyak protes. “Lho mas, kok mas telanjang. Jangan mas, jangan
sampai terlalu jauh, ” katanya sambil berusaha untuk duduk. “
“Yan, kamu itu
curang sekali. Kamu sudah merasakan kenikmatan, aku belum. kamu sudah melihat
seluruh tubuhku, aku cuma bagian atas saja, ” kataku sambil secepat kilat
menarik cd-nya.
“Mas, jangan ! ”
protesnya sambil mau memertahankan CD-nya, tetapi ternyata kalah tangkas dengan
kecepatan tanganku yang berhasil melolosi CD-nya dari kedua kakinya. Terlihatlah
pemandangan indah yang baru pertama kali kulihat langsung. MQ-nya masih
terkatup, dan baru ditumbuhi sedikit bulu-bulu jarang. Adik kecilku langsung
membesar dan mengeras
Segera kuciumi
bibirnya kembali dan kulumat payudaranya. Aryani kembali terangsang. Lalu
sambil kuciumi lehernya Kunaiki tubuhnya. Kubuka kedua kakinya dengan kedua
kakiku, “mas, jangan, oh !” katanya.
Tetapi tanpa
memperdulikan protesnya kulumat bibirnya agar tidak dapat bersuara.
Perlahan-lahan torpedoku mulai mencari sasarannya. Ah, ternyata susah sekali
memasukkan burung peliaraanku ke sangkarnya yang baru. Bolak-balik meleset dari
sasarannya. Aku tidak tahu pasti di mana letaknya sang lubang kenikmatan.
“Mas, jangan,
aku masih perawan, ” protes Aryani ketika berhasil melepaskan bibirnya dari
ciumanku.
“Jangan takut
sayang, aku cuma gesek-gesek di luar saja, ” kataku ngegombal sambil memegang
torpedo dan mengarahkannya ke celah yang sangat sempit.
Ketika tepat di
depan gua kewanitaannya, kutempelkan dan kusegesk-gesek sambil juga
kuputar-putar di dinding luar MQ-nya. “Mas, mas, mphm, oh, uenak sekali, ”
katanya penuh kenikmatan. Kurasakan cairan pelumasnya mulai keluar kembali dan
membasahi helmku.
Lalu mulai
kepala helmku sedikit demi sedikit kumasukkan ke dalam MQ-nya dengan
menyodoknya perlahan-lahan,
“Aw mas, sakit !
Tadi katanya tidak akan dimasukkan, ” protes Aryani, ketika kepala helmku mulai
agak masuk.
“Nggak kok, ini
masih di luar. Udah nggak usah protes, nikmatin aja, Yan !” kataku setengah
berbohong sambil terus bekerja.
Sempit sekali
lubangnya si Yani, sehingga susah bagiku untuk memasukkan torpoedoku
seluruhnya. Wah kalau begini terus, jangan-jangan si otong sudah muntah duluan
di luar, pikirku. Sambil sedikit demi sedikit memaju-mundurkan torpedoku,
kugigiti telinganya dengan gigitan kecil-kecil.
Tiba-tiba
kugigit telinganya agak keras, Yani terpekik, “Aw !” Saat itu dengan sekuat
tenagaku kusodok torpedoku yang berhasil tenggelam semuanya di MQ-nya Aryani.
Gerakan pantatku
semakin menggila memaju-mundurkan torpedoku di dalam MQ Aryani. Tetapi tidak
kutarik sampai kelaut, takut susah lagi memasukkannya. Rupanya rasa sakit yang
dialami Aryani tergantikan dengan rasa nikmat.
Yang keluar dari
bibir mungilnya hanyalah suara ah, uh, ah, uh setiap kali ku maju mundurkan torpedoku,
menandakan ia sangat menikmati pengalaman baru ini.
Torpedoku
semakin menegang. Keringat bercucuran dari tubuhku, Akupun melngalami
kenikmatan yang selama ini hanya kuimpikan. Sekitar selangkanganku terasa
ngilu. Rupanya aku sudah mendekati klimaks.
Gerakan pantatku
semakin cepat, terasa jepitan MQ perawan desa ini semakin kencang juga. Empuk
sekali rasanya setiap kali torpedoku terbenam di dalamnya. Terasa hampir
meledak torpedoku, siap memuntahkan lahar panasnya ke dalam surga kenikmatan
Aryani.
Dengan sekut
tenaga kubenamkan torpedoku sedalam-dalamnya dan crot, crot, cort ! Air maniku
muncrat ke dalam rahim Aryani, Terdengar lenguhan panjang dari bibir mungil
Aryani. Rupanya kami mencapai orgasme bersamaan.
Tubuhkupun jatuh
terbaring di atas tubuhnya penuh dengan kenikmatan. Kami berdua terbaring tak
berdaya. Tubuh lemas, tetapi masih terasa kenikmatan yang sampai ke ubun-bubun.
0 Response to "Memeks Gadis Desa Bersih"
Post a Comment